Niat secara bahasa berarti menyengaja , sedangkan secara syara'
adalah menyengaja melakukan sesuatu bersamaan dengan pekerjaanya (
sesuatu yang diniati ) . Dan dalam pembahasan tentang niat itu terdapat 7
bagian pembahasan , sebagaimana yang telah disyairkan oleh sebagian
Ulama :
حقيقة حكم محل وزمن
كيفية شرط ومقصود حسن
a. Hakikat/definisi niat : seperti pada awal pembahasan
b. Hukumnya : wajib
c. Mahal/tempatnya : di hati
d. Waktunya : permulaannya suatu yang diwajibkan
e. Kaifiyah/caranya : berbeda-beda , disesuaikan dengan babnya
f. Syaratnya : orang yang niat itu islam , sudah tamyiz , dan mengerti sesuatu yang diniati
g. Maksudnya : membedakan antara ibadah dan kebiasaan , seperti duduk , untuk i'tikaf ataukah istiharat .
Dan sudah seharusnya bagi kita , seorang yang mencari ilmu ( pelajar ) , itu untuk mempunyai niat dalam belajar kita . Karena niat merupakan suatu dasar dari segala sesuatu , yang akan menentukan hasil dari pekerjakan kita . Jika niat kita baik maka akan menghasilkan sesuatu yang baik , jika kita sudah niat untuk tidak melakukan sesuatu kejelekan , maka kita pun tidak akan melakukan sesuatu kejelakan . Segala sesuatu itu tergantung pada niatnya . Sebagaimana hadist Nabi SAW yang diriwayatkan oleh sahabat Umar ra :
انما الاعمال بالنيات
" Sesungguhnya ( sahnya suatu ) amal-amal itu ( tergantung ) pada niatnya " .
Dan niat itu adakalanya niat yang bagus , yang akan menjadikan amalnya menjadi amal yang bagus , dan adakalanya niat yang jelek , yang akan menjadikan amalnya menjadi amal yang buruk . Dalam sebuah hadist Nabi SAW disebutkan :
كم من عمل يتصور بصورة أعمال الدنيا و يصير بحسن النية من أعمال الاخرة و كم من عمل يتصور بصورة أعمال الاخرة ثم يصير من اعمال الدنيا بسوء النية
" Banyak sekali dari amal yang berbentuk dengan bentuknya amal-amal duniawi , dan ( kemudian ) dengan bagusnya niat menjadi amal-amal akhirat . Dan banyak dari amal yang berbentuk dengan bentuknya amal akhirat , kemudian dengan jeleknya niat , menjadi amal-amal duniawi " . Sampai sebegitulah berpengaruhnya suatu niat , sampai-sampai amal yang asalnya sangat terpuji akan menjadi sebuah amal yang sia-sia . Seperti shalat yang termasuk suatu amal yang sangat terpuji , akan menjadi suatu amal yang sia-sia karena jeleknya suatu niat , karena adanya riya' ( agar disegani ) dalam niatnya .
Dan seharusnya bagi seseorang yang mencari ilmu itu niat dalam belajarnya untuk mencari ridlonya Allah SWT ( niat yang murni hanya untuk menjalankan perintah Allah , sehingga apapun yang terjadi dalam proses belajarnya akan ia terima dengan lapangdada , tanpa adanya protes ) , juga untuk mencari akhirat ( agar bisa masuk surga ) , menghilangkan kebodohan dari dirinya ( dengan belajar ) dan orang lain ( dengan mengajarnya ) . Dan juga bisa berniat untuk menghidupkan agama dan melanggengkan agama Islam , karena langgengnya agama Islam itu adalah dengan ilmu . Seperti zuhud dan juga taqwa ( termasuk bagian dari agama islam ) itu tidak akan sah dengan suatu kebodohan . Sebagaimana sebuah syair yang disenandungkan oleh Syaikh Burhanuddin ( Shahibul Hidayah ) kepada sebagian ulama , dalam bahr thowil :
فساد كبير عالم متهتك
واكبر منه جاهل متنسك
هما فتنة فى العالين عظيمة
لمن بهما فى دينه يتمسك
" Sebuah kerusakan yang besar adalah seorang yang alim / mengetahui yang tidak perduli ¤ dan lebih besar ( kerusakanya ) darinya adalah seseorang yang bodoh yang ahli ibadah
Keduanya adalah fitnah yang besar di semesta alam ¤ bagi seseorang yang berpegangan kepada keduanya dalam ( masalah ) agama "
~ Seorang 'alim yang tidak peduli adalah seseorang yang 'alim ( mengerti ) tapi ia malah melakukan sesuatu yang bertentangan dengan syari'at Islam , ia melakukan sesuatu yang tercela . Dan kerusakan yang diakibatkan olehnya itu sangat besar , karena orang-orang bodoh akan berpegangan kepadanya ( karena bertitle 'alim ) , meyakini apa yang ia katakan . Sehingga orang bodoh tersebut akan melakukan seperti apa yang diucapkan dan dilakukan seorang 'alim tersebut , melakukan sesuatu yang bertentangan dengan syariat . Dan jika pengaruh orang 'alim ini menyebar secara luas , maka tata aturan syariat akan menjadi rancau , banyak terjadi penyelewengan , dan akan terjadi suatu kerusakan yang besar akibat ulah-ulah mereka . Sehingga orang bodoh tersebut akan menjadi orang yang tersesat dan juga menyesatkan orang lain .
~ Sedangkan seorang yang bodoh adalah seseorang yang taklid di dalam keyakinanya ( sebagaimana keterangan di awal , bahwa ilmu keyakinan / ushul tidak bisa hanya dengan bertaklid ) , bodoh ( tidak tahu dengan apa yang ia kerjakan dan katakan , ia tidak mengerti sah atau rusaknya amal mereka . Lebih besarnya kerusakan yang diakibatkan oleh orang yang bodoh , yang beribadah dengan tanpa ilmu , daripada orang 'alim yang tidak perduli itu karena kerusakan mereka itu berada dalam amal dan juga keyakinanya . Sedangkan seorang yang 'alim yang tidak perduli itu keyakinanya masih benar , hanya amalnya yang rusak .
حقيقة حكم محل وزمن
كيفية شرط ومقصود حسن
a. Hakikat/definisi niat : seperti pada awal pembahasan
b. Hukumnya : wajib
c. Mahal/tempatnya : di hati
d. Waktunya : permulaannya suatu yang diwajibkan
e. Kaifiyah/caranya : berbeda-beda , disesuaikan dengan babnya
f. Syaratnya : orang yang niat itu islam , sudah tamyiz , dan mengerti sesuatu yang diniati
g. Maksudnya : membedakan antara ibadah dan kebiasaan , seperti duduk , untuk i'tikaf ataukah istiharat .
Dan sudah seharusnya bagi kita , seorang yang mencari ilmu ( pelajar ) , itu untuk mempunyai niat dalam belajar kita . Karena niat merupakan suatu dasar dari segala sesuatu , yang akan menentukan hasil dari pekerjakan kita . Jika niat kita baik maka akan menghasilkan sesuatu yang baik , jika kita sudah niat untuk tidak melakukan sesuatu kejelekan , maka kita pun tidak akan melakukan sesuatu kejelakan . Segala sesuatu itu tergantung pada niatnya . Sebagaimana hadist Nabi SAW yang diriwayatkan oleh sahabat Umar ra :
انما الاعمال بالنيات
" Sesungguhnya ( sahnya suatu ) amal-amal itu ( tergantung ) pada niatnya " .
Dan niat itu adakalanya niat yang bagus , yang akan menjadikan amalnya menjadi amal yang bagus , dan adakalanya niat yang jelek , yang akan menjadikan amalnya menjadi amal yang buruk . Dalam sebuah hadist Nabi SAW disebutkan :
كم من عمل يتصور بصورة أعمال الدنيا و يصير بحسن النية من أعمال الاخرة و كم من عمل يتصور بصورة أعمال الاخرة ثم يصير من اعمال الدنيا بسوء النية
" Banyak sekali dari amal yang berbentuk dengan bentuknya amal-amal duniawi , dan ( kemudian ) dengan bagusnya niat menjadi amal-amal akhirat . Dan banyak dari amal yang berbentuk dengan bentuknya amal akhirat , kemudian dengan jeleknya niat , menjadi amal-amal duniawi " . Sampai sebegitulah berpengaruhnya suatu niat , sampai-sampai amal yang asalnya sangat terpuji akan menjadi sebuah amal yang sia-sia . Seperti shalat yang termasuk suatu amal yang sangat terpuji , akan menjadi suatu amal yang sia-sia karena jeleknya suatu niat , karena adanya riya' ( agar disegani ) dalam niatnya .
Dan seharusnya bagi seseorang yang mencari ilmu itu niat dalam belajarnya untuk mencari ridlonya Allah SWT ( niat yang murni hanya untuk menjalankan perintah Allah , sehingga apapun yang terjadi dalam proses belajarnya akan ia terima dengan lapangdada , tanpa adanya protes ) , juga untuk mencari akhirat ( agar bisa masuk surga ) , menghilangkan kebodohan dari dirinya ( dengan belajar ) dan orang lain ( dengan mengajarnya ) . Dan juga bisa berniat untuk menghidupkan agama dan melanggengkan agama Islam , karena langgengnya agama Islam itu adalah dengan ilmu . Seperti zuhud dan juga taqwa ( termasuk bagian dari agama islam ) itu tidak akan sah dengan suatu kebodohan . Sebagaimana sebuah syair yang disenandungkan oleh Syaikh Burhanuddin ( Shahibul Hidayah ) kepada sebagian ulama , dalam bahr thowil :
فساد كبير عالم متهتك
واكبر منه جاهل متنسك
هما فتنة فى العالين عظيمة
لمن بهما فى دينه يتمسك
" Sebuah kerusakan yang besar adalah seorang yang alim / mengetahui yang tidak perduli ¤ dan lebih besar ( kerusakanya ) darinya adalah seseorang yang bodoh yang ahli ibadah
Keduanya adalah fitnah yang besar di semesta alam ¤ bagi seseorang yang berpegangan kepada keduanya dalam ( masalah ) agama "
~ Seorang 'alim yang tidak peduli adalah seseorang yang 'alim ( mengerti ) tapi ia malah melakukan sesuatu yang bertentangan dengan syari'at Islam , ia melakukan sesuatu yang tercela . Dan kerusakan yang diakibatkan olehnya itu sangat besar , karena orang-orang bodoh akan berpegangan kepadanya ( karena bertitle 'alim ) , meyakini apa yang ia katakan . Sehingga orang bodoh tersebut akan melakukan seperti apa yang diucapkan dan dilakukan seorang 'alim tersebut , melakukan sesuatu yang bertentangan dengan syariat . Dan jika pengaruh orang 'alim ini menyebar secara luas , maka tata aturan syariat akan menjadi rancau , banyak terjadi penyelewengan , dan akan terjadi suatu kerusakan yang besar akibat ulah-ulah mereka . Sehingga orang bodoh tersebut akan menjadi orang yang tersesat dan juga menyesatkan orang lain .
~ Sedangkan seorang yang bodoh adalah seseorang yang taklid di dalam keyakinanya ( sebagaimana keterangan di awal , bahwa ilmu keyakinan / ushul tidak bisa hanya dengan bertaklid ) , bodoh ( tidak tahu dengan apa yang ia kerjakan dan katakan , ia tidak mengerti sah atau rusaknya amal mereka . Lebih besarnya kerusakan yang diakibatkan oleh orang yang bodoh , yang beribadah dengan tanpa ilmu , daripada orang 'alim yang tidak perduli itu karena kerusakan mereka itu berada dalam amal dan juga keyakinanya . Sedangkan seorang yang 'alim yang tidak perduli itu keyakinanya masih benar , hanya amalnya yang rusak .
Komentar
Posting Komentar