¤ Masih Niat dalam Belajar

¤ Masih dalam bahasan tentang
niat kita ketika kita belajar .
Dalam pembahasan
sebelumnya , salah satu bentuk dari
niat kita dalam belajar adalah
untuk menghilangkan
kebodohan dari kita , karena
kebodohan akan membawa
kita kepada pemahaman yang
salah dalam setiap hal yang
kita hadapi . Selain dari niat-
niat yang terdahulu , kita juga
bisa berniat dalam belajar kita
untuk bersyukur atas nikmat
akal yang telah diberikan kepada kita dan juga kesehatan badan
yang telah diberikan oleh Allah
SWT kepada kita . Karena ,
barang siapa yang bersyukur
atas nikmat yang diberikan
oleh Allah SWT kepadanya ,
maka Allah SWT akan
menambahkan kenikmatan lagi
kepadanya . Begitu pula ketika
kita bersyukur atas nikmat akal
yang telah diberikan Allah SWT , dengan menggunakanya untuk belajar ,
maka Allahpun akan
menambahkan nikmat akal lagi
kepada kita , mungkin saja bisa
berupa pemahaman yang
menjadi lebih baik dari
sebelumnya ataupun dengan
nikmat-nikmat yang lainnya .
Dan ketika kita bersyukur atas
nikmat sehatnya badan kita ,
maka Allah SWT pun akan
menambahkan nikmat lagi
bagi kita .
Dalam setiap sesuatu , ketika
ada suatu yang benar ( baik )
pasti akan ditemui juga sesuatu
yang salah ( tidak baik ) ,
begitupun dalam niat belajar
kita , selain ada niat yang
benar ( sebagaimana niat-niat
yang telah dipaparkan ) ada
juga niat yang salah atau tidak
benar . Yaitu suatu niat yang
harus kita hindari ketika dalam
proses belajar kita , karena
bisa merusak kemurnian
belajar kita , dan juga bisa
mencegah masuknya ilmu nafi'
pada diri kita . Dan di antara
niat-niat yang salah yaitu , niat
untuk mendapatkan perhatian
manusia ( agar dihormati
manusia ) dengan ilmu yang
akan kita miliki nanti . Ataupun
belajar agar nanti bisa
mendapatkan harta-harta
dunia ataupun pangkat-pangkat dunia , " wah saya akan belajar
dengan giat , supaya saya
pintar dan dapat cari kerja
yang gajinya besar , biar saya
punya uang banyak , biar saya
membeli rumah yang mewah ,
mobil yang berkelas , dan bisa
bertamasya kemanapun saya
mau " , dan blablabla yang lain
dari harta-harta yang bersifat
duniawi . Ataupun untuk
mencari kemuliaan dihadapan
para pemimpin , " ah saya akan
sekolah sampai pintar , agar
saya dimuliakan di hadapan
Pak DPR itu , biar nanti saya
juga diundang dalam acara-
acaranya dan dapat hidangan
makanan yang enak-enak ah :-
D hehe " . Dan masih banyak
lagi niat-niat yang harus kita
hindari dalam proses belajar
kita , agar kita bisa
memperoleh ilmu yang benar-benar bermanfaat ( ilmu nafi' ) .
Ada sebuah pernyataan dari
Syeh Muhammad bin Hasan ra
yang menguatkan hal-hal
sebelumnya ( bahwa seorang
pelajar itu tidak boleh belajar
untuk mencari kehormatan ,
pangkat dan sesuatu yang ada
di hadapan manusia . Kita
harus MENINGGALKAN segala
sesuatu yang ada dihadapan
manusia secara keseluruhan ,
dan juga TIDAK MELIHAT segala
sesuatu yang berada di
hadapan mereka ) . Beliau ra.
berkata " Jikalau seluruh
manusia itu adalah budakku ,
maka aku akan membebaskan / memerdekakan
mereka semua dan aku akan
membebaskan diriku dari
harta waris walak mereka . Dan
barangsiapa menemukan
manisnya ilmu dan juga
manisnya beramal dengan
ilmu , maka ia akan sangat
sedikit sekali senang terhadap
apa-apa yang ada pada
manusia ( harta dunia ) . "
Ada sebuah syair yang
disenandungkan oleh Syaikh
Hammad bin Ibrahim bin Ismail :
ﻣﻦ ﻃﻠﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻟﻠﻤﻌﺎﺩ ﻓﺎﺯ ﺑﻔﻀﻞ
ﻣﻦ ﺍﻟﺮﺷﺎﺩ
ﻓﻴﺎ ﻟﺨﺴﺮﺍﻥ ﻃﺎﻟﺒﻴﻪ ﻟﻨﻴﻞ ﻓﻀﻞ ﻣﻦ
ﺍﻟﻌﺒﺎﺩ
" Barangsiapa mencari ilmu
untuk akhirat ( untuk
mendapatkan pahala akhirat )
¤ maka ia telah memperoleh
keutamaan dari petunjuk
( memperoleh petunjuk yang
benar yang mana petunjuk
kepada kebenaran adalah
suatu keutamaan ) .
Maka / ingatlah wahai
kaumku , lihatlah / kerugiannya
orang-orang yang mencari
ilmu ¤ untuk memperoleh
keutamaan dari hamba-
hamba . "
Setiap ada suatu ketetapan itu pasti ada
yang dikecualikan , seperti juga
larangan untuk mencari
pangkat ( menjadi pemimpin )
di hadapan manusia . Hal
tersebut diperbolehkan jikalau memang kita mencari pangkat tersebut
untuk beramar ma'ruf nahi
mungkar , meluruskan ( mengukuhkan )
perkara-perkara yang benar ,
dan ataupun untuk
memuliakan agama Allah SWT , maka hal tersebut diperbolehkan .

Komentar