Dalam pengertian tentang sifat wujud , terdapat perbedaan antara
para Ulama . Ada yang berpendapat bahwa sifat wujud itu " ghoirul maujud
" ( bukan merupakan dzat dari yang wujud itu ) , yang dimaksudkan bahwa
ia ( wujud ) itu merupakan sebuah sifat yang tidak tampak secara nyata .
Yang artinya bahwa sifat wujud adalah sifat tambahan yang melekat pada
Dzatnya Allah . Pendapat ini dikemukakan
oleh Imam Ar-Razi . Sedangkan menurut Imam Asy'ari bahwa sifat wujud
itu adalah 'ainul wujud , ia bukan merupakan sifat tambahan pada dzat
yang maujud , dengan sekiranya kita bisa melihat sifat wujud tersebut
jika Allah membuka hijab ( penghalang ) dari kita .
<¤> Dalil / Bukti Sifat Wujudnya Allah
Dalil atau bukti bahwa Allah itu wujud/ada itu adalah hudustul alam , adanya alam yang sebelumnya tidak ada . Sedangkan yang dinamakan alam adalah segala sesuatu yang maujud selain Allah SWT . Sifat dari alam sendiri adalah baru / hadist , maksudnya alam itu ada / maujud setelah ia tidak ada / 'adam .
Sedangkan runtutanya dalil/bukti bahwa Allah itu wujud adalah bahwa alam itu baru , dan setiap sesuatu yang baru pasti ada yang menciptakan . Maka akan keluar sebuah kesimpulan bahwa " alam itu mempunyai Dzat Yang Menciptakan " . Dan runtutan bukti ini dinamakan dalil aqli ijmali ( bukti secara akal secara umum ) . Yang mana dalil aqli ijmali inilah yang wajib diketahui oleh setiap mukallaf .
Sedangkan pengambilan nama untuk Dzat Yang Menciptakan , yaitu Allah SWT , itu tidak bisa diambil dari dalil aqli , karena akal tidak bisa mengeluarkan sebuah kesimpulan tentang nama . Tetapi namanya Sang Pencipta itu bisa diambil dari kabarnya seseorang " yang kabarnya orang tesebut akan selalu bisa dipertanggung jawabkan " , yaitu dari para Rusul . Yang mengkabarkan bahwa Dzat Yang Maha Menciptakan itu namanya adalah Allah SWT .
~> Dijadikanya " barunya alam / hudustul alam " sebagai bukti akan adanya sifat wujud Allah itu karena alam , sebelum dijadikan , itu merupakan sesuatu yang mungkin . Maksudnya wujud(ada)-nya alam dan juga adam(tidak ada)-nya alam itu mempunyai batas yang sama , maka adanya alam itu sama dengan tidak adanya alam tersebut , dan tidak adanya alam tersebut itu juga sama dengan adanya alam tersebut . Maka ketika alam dijadikan dan sifat tidak adanya itu hilang , maka kita mengetahui bahwa sifat ada(wujud)-nya alam itu mengungguli akan sifat tidak ada(adam)-nya . Dan tidak patut untuk dikatakan bahwa unggulnya sifat ada ( wujud ) pada alam tersebut " unggul secara sendiri " . Tetapi unggulnya sifat wujud pada alam itu memerlukan " dzat yang mengunggulkan " , yaitu dzat yang telah menjadikanya , yaitu Allah SWT .
" الله لا اله الا هو الحي القيوم "
<¤> Dalil / Bukti Sifat Wujudnya Allah
Dalil atau bukti bahwa Allah itu wujud/ada itu adalah hudustul alam , adanya alam yang sebelumnya tidak ada . Sedangkan yang dinamakan alam adalah segala sesuatu yang maujud selain Allah SWT . Sifat dari alam sendiri adalah baru / hadist , maksudnya alam itu ada / maujud setelah ia tidak ada / 'adam .
Sedangkan runtutanya dalil/bukti bahwa Allah itu wujud adalah bahwa alam itu baru , dan setiap sesuatu yang baru pasti ada yang menciptakan . Maka akan keluar sebuah kesimpulan bahwa " alam itu mempunyai Dzat Yang Menciptakan " . Dan runtutan bukti ini dinamakan dalil aqli ijmali ( bukti secara akal secara umum ) . Yang mana dalil aqli ijmali inilah yang wajib diketahui oleh setiap mukallaf .
Sedangkan pengambilan nama untuk Dzat Yang Menciptakan , yaitu Allah SWT , itu tidak bisa diambil dari dalil aqli , karena akal tidak bisa mengeluarkan sebuah kesimpulan tentang nama . Tetapi namanya Sang Pencipta itu bisa diambil dari kabarnya seseorang " yang kabarnya orang tesebut akan selalu bisa dipertanggung jawabkan " , yaitu dari para Rusul . Yang mengkabarkan bahwa Dzat Yang Maha Menciptakan itu namanya adalah Allah SWT .
~> Dijadikanya " barunya alam / hudustul alam " sebagai bukti akan adanya sifat wujud Allah itu karena alam , sebelum dijadikan , itu merupakan sesuatu yang mungkin . Maksudnya wujud(ada)-nya alam dan juga adam(tidak ada)-nya alam itu mempunyai batas yang sama , maka adanya alam itu sama dengan tidak adanya alam tersebut , dan tidak adanya alam tersebut itu juga sama dengan adanya alam tersebut . Maka ketika alam dijadikan dan sifat tidak adanya itu hilang , maka kita mengetahui bahwa sifat ada(wujud)-nya alam itu mengungguli akan sifat tidak ada(adam)-nya . Dan tidak patut untuk dikatakan bahwa unggulnya sifat ada ( wujud ) pada alam tersebut " unggul secara sendiri " . Tetapi unggulnya sifat wujud pada alam itu memerlukan " dzat yang mengunggulkan " , yaitu dzat yang telah menjadikanya , yaitu Allah SWT .
" الله لا اله الا هو الحي القيوم "
Komentar
Posting Komentar