UMAR
bin Khattab berkunjung ke rumah Rasulillah SAW. Ketika Umar telah
memasuki rumah beliau, Umar tertegun melihat sekeliling rumah dan yang
tampak hanyalah0sebuah meja dan geribah ( tempat air) yang biasa Rasul
gunakan untuk berwudhu. Keharuan muncul dalam hati Umar, seorang yang
bersifat tegas dan keras. Tanpa disadari, linangan air matanya menetes secara perlahan laksana butiran embun. Maka seketika pun, Rasul SAW menegurnya.
Rasul: “Gerangan apakah yang membuatmu menangis, wahai Umar?”
Umar: “Bagaimana aku tidak menangis Yaa Rasulillah? Hanya
seperti inilah keadaan yang kudapati di rumahmu Yaa Rasul. Tidak ada perkakas dan tak tampak kekayaan kecuali sebuah meja dan geribah. Padahal di tanganmu telah tergenggam kunci dunia timur dan barat serta kemakmuran telah melimpah.”
Rasul: “Wahai Umar, aku adalah Rasul Allah. Aku bukan seorang kaisar dari Romawi dan bukan
pula kisra dari Persia. Mereka hanya mengejar duniawi, sedangkan aku mengutamakan ukhrawi.”
_______________ _______________
Apa yang diisyaratkan Rasulillah SAW tampak jelas, bahwa tidak selamanya hidup bergelimang
harta adalah berkualitas. Seringkali kehidupan hedonisme
ala modernisasi malah menghambat pada usaha amal kita apabila kita tak bisa mengontrolnya. Dan ini bisa membuat hati kering, sunyi bahkan hati yang mati .
Kesederhanaan adalah kemuliaan. Segala nikmat adalah pemberian yang patut kita syukuri… Apapun
yang kita minta maupun tanpa kita minta.
_______________ _______________
Banyaknya nikmat yang berkualitas
Tanpa syukur hanyalah kuantitas Janganlah melampaui batas
Atau berpaling dari ayat di atas kertas
Perintah-Nya sudah jelas
Akurat, tepercaya, lugas, dan tegas
Masihkah kita berpaling dari rasa ikhlas?
Terkadang kita tersipu
Oleh dunia yang telah menipu
Hingga amalan kita hilang tersapu
Mata melihat, tanpa kita minta
Hidung berhirup, tanpa kita sangka
Telinga mendengar, tanpa kita duga
Mulut bicara, tanpa kita rasa
Apakah masih berpaling dari nikmat-Nya?
Secercak matahari dapat dilihat
Udara pagi hari tiadalah pekat
Kondisi terbangun dalam sehat
Apakah masih berpaling dari nikmat?
Jutaan nikmat telah diberi
Dari Yang Mengawali dan Yang
Mengakhiri
Kepada setiap insan sanubari
Yang tak mungkin kita pungkiri
Apakah tak kausyukuri?
Segala pemberian itu anugerah
Banyak usaha, banyak tengadah
Pelan, dipastikan istiqamah
Harapkan indah pada Al Jannah
An Anfal 67 sudah jelas
Ali Imran 185 tampak lugas
Apakah kita masih melampaui batas?
Dari tipu dunia yg semakin panas
Diberikan suatu berkah
Tiada cukup, musnahlah sudah
Semoga kian qana’ah
Dan berucap Alhamdulillah
_______________ _______________
Rabbana dhzalamnaa anfusana
wailam taghfirlanaa wa
tarhamnaa lanaa kunannaa minal
khosirrin… []
Umar: “Bagaimana aku tidak menangis Yaa Rasulillah? Hanya
seperti inilah keadaan yang kudapati di rumahmu Yaa Rasul. Tidak ada perkakas dan tak tampak kekayaan kecuali sebuah meja dan geribah. Padahal di tanganmu telah tergenggam kunci dunia timur dan barat serta kemakmuran telah melimpah.”
Rasul: “Wahai Umar, aku adalah Rasul Allah. Aku bukan seorang kaisar dari Romawi dan bukan
pula kisra dari Persia. Mereka hanya mengejar duniawi, sedangkan aku mengutamakan ukhrawi.”
_______________ _______________
Apa yang diisyaratkan Rasulillah SAW tampak jelas, bahwa tidak selamanya hidup bergelimang
harta adalah berkualitas. Seringkali kehidupan hedonisme
ala modernisasi malah menghambat pada usaha amal kita apabila kita tak bisa mengontrolnya. Dan ini bisa membuat hati kering, sunyi bahkan hati yang mati .
Kesederhanaan adalah kemuliaan. Segala nikmat adalah pemberian yang patut kita syukuri… Apapun
yang kita minta maupun tanpa kita minta.
_______________ _______________
Banyaknya nikmat yang berkualitas
Tanpa syukur hanyalah kuantitas Janganlah melampaui batas
Atau berpaling dari ayat di atas kertas
Perintah-Nya sudah jelas
Akurat, tepercaya, lugas, dan tegas
Masihkah kita berpaling dari rasa ikhlas?
Terkadang kita tersipu
Oleh dunia yang telah menipu
Hingga amalan kita hilang tersapu
Mata melihat, tanpa kita minta
Hidung berhirup, tanpa kita sangka
Telinga mendengar, tanpa kita duga
Mulut bicara, tanpa kita rasa
Apakah masih berpaling dari nikmat-Nya?
Secercak matahari dapat dilihat
Udara pagi hari tiadalah pekat
Kondisi terbangun dalam sehat
Apakah masih berpaling dari nikmat?
Jutaan nikmat telah diberi
Dari Yang Mengawali dan Yang
Mengakhiri
Kepada setiap insan sanubari
Yang tak mungkin kita pungkiri
Apakah tak kausyukuri?
Segala pemberian itu anugerah
Banyak usaha, banyak tengadah
Pelan, dipastikan istiqamah
Harapkan indah pada Al Jannah
An Anfal 67 sudah jelas
Ali Imran 185 tampak lugas
Apakah kita masih melampaui batas?
Dari tipu dunia yg semakin panas
Diberikan suatu berkah
Tiada cukup, musnahlah sudah
Semoga kian qana’ah
Dan berucap Alhamdulillah
_______________ _______________
Rabbana dhzalamnaa anfusana
wailam taghfirlanaa wa
tarhamnaa lanaa kunannaa minal
khosirrin… []
Komentar
Posting Komentar