{ ¤ } Fasal dalam Memilih Ilmu , Guru , Teman , dan Menetapi suatu Ilmu

¤ Memilih Ilmu
   Sudah seharusnya bagi seorang pelajar untuk memilih ilmu-ilmu yang nantinya akan ia pelajari , apakah ia akan memilih ilmu yang bisa membaguskan dirinya ataukah ilmu yang hanya untuk senang-senang saja . Tapi sudah pasti bahwa seorang pelajar itu harus memilih ilmu-ilmu yang bisa membaguskan akan keadaan dirinya , bukan ilmu yang hanya untuk senang-senang . Seperti , bahwa seorang pelajar itu harus memilih untuk mempelajari ilmu tauhid daripada mempelajari ilmunya perlombaan game . Karena ilmu tauhid itu lebih bisa membaguskan diri seseorang , karena dengannya nanti seseorang bisa membaguskan tentang keyakinan/keimanan mereka , bahkan nanti bisa membaguskan kepada kualitas hidup seseorang . Seperti yang asalnya kita selalu merasa tidak pernah rela , tidak pernah puas dengan pembagian hidup ini ( sehingga menjadikan hidup kita ini penuh dengan keresahan , kesusahan dll ) , maka setelah kita mempelajari dan memahami tentang sifat ke-Esaan Tuhan kita , tentang betapa Tuhan telah begitu banyak menaburkan anugerah-Nya kepada kita , maka kita akan lebih bisa menerima akan pembagian hidup ini dengan lapangdada , sehingga hati kita ini menjadi tidak terbebani lagi dengan yang namanya " sifat tidak menerima pembagian dalam hidup ini ", sehingga hidup kita akan menjadi lebih bahagia .
Dan dalam urutan belajarnya , para pelajar sudah seharusnya untuk mendahulukan " ilmu hal " untuk dipelajari terlebih dahulu . Yaitu suatu ilmu tentang sesuatu yang telah diwajibkan kepada kita pada waktu sekarang ini . Seperti ilmunya tentang kefardluan sholat ketika kita telah tertaklif ( terbebani) untuk melaksanakan sholat , ataupun ilmunya tentang sesuatu yang diwajibkan kepada kita di dalam segala keadaan ( seperti ilmunya hati ) . Dan baru setelah kita selesai mempelajari tentang ilmu hal , kita bisa menginjak untuk mempelajari ilmu-ilmu maali , yaitu ilmu-ilmu yang kita butuhkan pada waktu yang akan datang , dari ilmu-ilmu yang diwajibkan pada kita pada suatu keadaan tertentu , yang kita masih belum diwajibkan untuk melaksanakanya sekarang ini , karena belum terpenuhinya kriteria-kriteria kita untuk masuk dalam kewajiban tersebut . Seperti ilmunya zakat dan haji bagi orang belum mampu untuk melaksanakanya .
Setelah kita melihat pembahasan di atas , maka bisa kita ketahui bahwa sudah seharusnya bagi seorang pelajar memilih untuk mempelajari ilmu tauhid terlebih dahulu . Karena ilmu tauhid merupakan dasar dari segala ilmu . Seperti ketika kita mempelajari ilmu tasawuf tanpa tahu ilmu tauhid , maka ibarat kita beribadah tanpa mengerti betul tentang tujuan ibadah kita . Begitu pula ketika kita mempelajari ilmu filsafat , tanpa dasar ilmu tauhid yang kuat , maka kita rawan sekali untuk tersesat pada ranah pemikiran yang rancu .
Dan nanti di dalam pembahasan ilmu tauhid itu pula akan dibahas tentang cara-cara mengenal Tuhan (Allah SWT ) dengan sifat-sifat-Nya beserta dengan dalil-dalil/bukti-bukti secara aqli dan juga naqli ( yang mana ini merupakan kewajiban dari tiap-tiap individu , dan juga ini menjadi salah satu syarat keimanan seseorang ). Seperti bukti tentang Adanya Tuhan ( Allah SWT ) , bukti bahwa Allah SWT itu Maha Esa dll . Yang denganya nanti kita bisa terhindar dari predikat sebagai " orang yang hanya ikut-ikutan saja " ( muqollid / orang yang taqlid ) dalam hal keimanan terhadap Tuhan . Karena keimananya seorang muqollid itu , walaupun diperbolehkan menurut sebagian ulama' kita , tapi ia masih dianggap sebagai seseorang yang berdosa karena meninggalkan istidlal ( mengambil bukti-bukti tentang ke-Tuhanan ) . Tapi bahkan ada Ulama' yang berpendapat bahwa imanya seorang muqollid itu tidak cukup , alias tidak sah . Terus apakah kita mau , punya iman yang masih diperdebatkan keabsahannya oleh para ulama ' ?
Dan juga sebaiknya untuk seorang pelajar itu lebih memilih ilmu yang kuno ( atiiq ) , yaitu ilmunya Nabi - shallallahu 'alaihi wa sa

Komentar